LAPORAN PRAKTEK MAGANG
PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT
(
Elaeis guinensis jacq)
PT.ALNO AGRO UTAMA REGION BENGKULU
ANGLO EASTERN PLANTATION (AEP)
Oleh ;
NURIAN ANDESTA
130310019
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS RATU SAMBAN
BENGKULU UTARA
T.A 2
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Panen dan Pasca
panen Kelapa Sawit
Nama
: Nurian Andesta
NPM
: 130310019
Jurusan
: Agroteknologi
Fakultas
: Pertanian
Telah diperiksa dan di setujui oleh :
Pada tanggal Maret
2016
Dosen Pembimbing
DIAN NOVITA SP, M,Si
Mengetahui,
Plt. Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan Agroteknologi
EDI SUSILO SP, M,Si EDI
SUSILO SP, M,Si
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq,
hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Lapangan
dan dapat pula menyelesaikan laporan ini. Shalawat dan salam penulis mohonkan
kepada Allah SWT supaya disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Setelah
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dimulai pada tanggal 01 Februari
sampai tanggal 05 Maret 2016 di PT.AGRO UTAMA REGION BENGKULU, banyak
pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh, baik buruk, suka duka, pahit manis,
serta halangan dan rintangan telah penulis lalui. Semua hal itu memberikan
pengaruh sekaligus latihan pada diri pribadi penulis dalam rangka proses pendewasaan
sebagai seorang pribadi yang baik.
Dalam
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama 1 bulan ini penulis dengan
segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas bantuan berupa dorongan, semangat, bimbingan, petunjuk, nasehat dan
kerjasama dari berbagai pihak, yaitu kepada :
1. Seluruh pihak PT.AGRO UTAMA REGION BENGKULU
yang telah memberikan kesempatan untuk magang di tempat ini.
2. Bapak Edi Susilo S.P M,Si selaku Dekan
Fakultas dan ketua jurusan program studi Agroteknologi fakultas Pertanian
Universitas Ratu Samban.
3. Ibuk Dian Novita SP, M,si selaku Dosen
Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dan dukungan
sehingga penulis dapat melaksanakan Praktik Lapangan dengan baik.
4. Kepada orang tua tercinta Penulis yang telah
memberikan dorongan, baik moril maupun materil serta memberikan perhatian dan
semangat yang besar dalam mendukung kegiatan yang penulis lakukan.
5. Kepada seluruh rekan-rekan seangkatan yang
turut magang di PT.ALNO AGRO UTAMA REGION BENGKULU yang telah memberi semangat
dan motivasi untuk tetap semangat.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata lengkap dan sempurna. Untuk itu,
penulis sangat membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang bersifat
mebangun dari pembaca demi perbaikan untuk kedepannya nanti.
Akhir
kata Penulis berharap semoga laporan ini akan membawa manfaat bagi kita semua
dan bagi Penulis khususnya. Amin.
Bengkulu Utara, Maret 2016
Penulis,
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN
PENGESAHAN............................................................... ii
RINGKASAN........................................................................................ iii
KATA
PENGANTAR............................................................................ iv
DAFTAR
ISI.......................................................................................... v
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktikum...................................................................
1.2 Tujuan dan Target
Praktikum..........................................................
1.3 Manfaat Praktikum................................................................................ 7
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi dan Ekologi.................................................................................. 8
2.2 Panen dan Pasca Panen............................................................................. 9
BAB
III METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................... 10
3.3 Metode Praktek......................................................................................... 10
3.4 Prosedur Kerja.......................................................................................... 10
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum........................................................................................ 12
4.2 Panen......................................................................................................... 12
4.3 Pasca Panen............................................................................................... 21
BAB V ANALISA.................................................................................................... 36
BAB
VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan............................................................................................... 37
6.2 Saran......................................................................................................... 37
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Praktikum
Praktek
Kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh
mahasiswa UNRAS yang mana di dalamnya tercakup ketiga Tri Dharma Perguruan
Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian. Dalam pelaksanaannya,
mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu mengaplikasikan segala ilmu dan
teori-teori yang telah didapatkan di bangku perkuliahan, tetapi juga harus
mampu menimba pengetahuan baru dan bekerja sama di tempat mereka melakukan praktek
kerja ini, baik dalam dunia usaha swasta maupun pemerintah.
Pratek Kerja Lapangan (PKL) dipandang
perlu, karena melihat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah.
Pratek Kerja Lapangan (PKL) akan menambahkan kemampuan untuk
mengamati, mengkaji, serta menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi
di lapangan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas managerial
mahasiswa dalam mengamati permasalahan dan persoalan, baik dalam bentuk
aplikasi teori maupun kenyataan yang sebenarnya.
Jurusan
Agroteknologi merupakan salah satu jurusan di Fakultas Pertanian Universitas
Ratu Samban Bengkulu Utara. Fakultas Pertanian bertujuan mempersiapkan sarjana
yang ahli dan professional dalam bidang dunia kerja. Hal itu diwujudkan dengan
melakukan dengan pengajaran tentang materi dan teori yang nyata akan
penerapannya dalam dunia kerja. Berdasarkan kurikulum jurusan Agroteknologi,
bahwa salah satu persyaratan untuk menjadi sarjana pada jurusan Pertanian
diharuskan mengikuti praktek kerja lapangan pada bidang yang sesuai dengan
jurusan yang dilaksanakan pada semester VII (tujuh). Pelaksanaan praktek
lapangan ini dibimbing langsung oleh guru pamong (pembimbing dari perusahaan/
instansi) dan dosen pembimbing lapangan (pembimbing dari jurusan). Kegiatan ini
dilakukan selama satu bulan yaitu februari 2016 sampai dengan maret 2016 pada
perusahaan yang telah di tentukan oleh pihak kampus yang sebelumnya telah ada
kesepakatan tertulis.
Dalam
pelaksanaan kegiatan praktek tersebut, penulis mengamati sistem panen dan pasca
panen di perusahaan kelapa sawit tempat penulis melaksanakan praktek lapangan.
Dengan kegiatan observasi dan orientasi ini, penulis dapat lebih mengenal
seluk-beluk perusahaan dengan baik dan menjalin keakraban dengan pimpinan,staf
dan karyawan lainnya. Sehingga membantu penulis dalam melaksanakan kewajiban
selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bagian panen dan pasca panen.
1.2 Tujuan
dan Target Praktikum
Sebagai
salah satu jurusan yang mengedepankan keterampilan untuk mahasiswa, pihak jurusan
selalu mengadakan praktek lapangan untuk mahasiswa, pada saat mahasiswa telah
masuk semester tujuh yang lahan lapangan salah satunya adalah PT.Alno Agro
Utama Region Bengkulu.
1.2.1 Tujuan praktek lapangan dibagi dua yaitu:
1. Tujuan umum
a. Untuk
membekali mahasiswa dengan pengalaman di lapangan bekerja.
b.Untuk melengkapi sumber belajar/pengetahuan
mahasiswa khususnya di bidang perkebunan kelapa sawit.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan
secara nyata program pertanian tentang kelapa sawit di lapangan khusunya pada perusahaan
yang ada hubungannya dengan bidang tersebut.
b . Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah
didapatkan di bangku perkuliahan.
c. Berbagi pengalaman dengan crew yang
ada di lembaga tempat praktek lapangan.
1.2.2 Target Praktikum ;
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, khususnya di
bidang pertanian.
b. Dengan praktek
lapangan mahasiswa dapat menambah wawasan keterampilan dan pengetahuan pada perusahaan
tempat pelaksanaan praktek lapangan tersebut.
c. Dengan praktek
dapat melatih diri untuk menghadapi suasana kerja.
2. Bagi Jurusan Fakultas
a. Dapat memasukkan
materi, sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
b. Dapat mempromosikan
keadaan jurusan ke tempat pelaksanaan praktek lapangan.
1.3
Manfaat Praktikum
Praktek
lapangan ini bermanfaat untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa dalam bidang pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit. Maka
dilaksanakanlah Pratek Kerja Lapangan (PKL).
Adapun beberapa manfaat secara umum
bahwa diadakan PKL ini, yaitu:
1. Manfaat
secara Praktis
a. Dapat
memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya bergunan bagi mahasiswa yang
bersangkutan apabila telah menyelesaikan perkuliahan, sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
b. Dapat
mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada mata kuliah dan
sekalian menambah wawasan dan pengalaman.
c. Dapat
mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan
dengan pratek di lapangan.
d. Dapat
meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam bekerja.
2. Manfaat secara
Akademis
a.
Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga Swasta yaitu PT.Alno Agro Utama
dengan lembaga pendidikan yaitu perguruan tinggi swasta Universitas Ratu Samban
di Bengkulu Utara.
b. Dapat
mempromosikan keberadaan akademik di tengah-tengah dunia kerja, sehingga dapat
mengantisipasi kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang profesional dan
kompeten di bidang masing-masing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi dan Ekologi
2.1.1 Biologi Kelapa Sawit
Tanaman penghasil minyak nabati
terdapat 3 jenis, yaitu Elaeis guinensis jacq, Elaeis oleifera atau Elaeis
melanocca dan Elaeis odora atau Barcella odora (Corley, 1976). Kelapa sawit
yang banyak ditanam di Indonesia adalah berasal dari Afrika.
Beberapa varietas kelapa sawit
adalah: Dura, Pisifera, Tenera, Macro carya, dan Dwikka wakka.
·
Penggolongan
ketebalan tempurung dan daging buah Hutgers dan Yampolski:
1.
Varietas Macrocarya = type Congo
•
tebal tempurung 4-8 mm
•
daging buah 30-50 %
•
tempurung/buah 20-40 %
•
inti 10 %
2. Varietas Dura = type
Deli
• tebal tempurung 2-5 mm
• daging buah 50-70 %
• tempurung/buah 20-40 %
• inti 10 %
3. Varietas Tenera = type
Lesobe
• tebal tempurung 0,5-2,5 mm
• daging buah 70-85 %
• tempurung/buah 5-20 %
• inti 8-10 %
4. Varietas Pisifera
• tebal tempurung +- 0 mm
• daging buah 85-100 %
• tempurung/buah +- 0 %
• inti 0-5 %
·
Penggolongan
kelapa sawit berdasakan warna buah menurut Vanderwejn :
1. Nigrescens
Buahnya berwana hitam pada saat masih
muda dan berubah menjadi orange kehitam-hitaman pada saat buah matang.
2. Virescens
Buahnya berwana hijau pada saat masih
muda dan berubah menjadi orange pada saat buah matang.
3. Albescens
Buahnya berwana keputih-putihan pada
saat masih muda dan berubah menjadi kekuning-kuningan pada saat buah matang.
2.1.2 Ekologi Kelapa Sawit
Tanaman
kelapa sawit dapat hidup dengan baik pada daerah 15"LU-15"LS, yaitu
dekat daerah edar garis katulistiwa. Ketinggian lahan yang ideal adalah pada
ketinggian 0-500 m dpl. Curah hujan yang sesuai adalah 2.000-2.500 mm/tahun.
Suhu optimum adalah 29-30"C. Intensitas penyinaran adalah 5-7 jam/hari.
Kelembaban yang ideal adalah 80-90%. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada
jenis tanah Podsolik, Latosil, Hidromorfik kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai
pH optimum adalah 5-5,5. Perkebunan kelapa sawit baik dibangun pada tanah yang
gembur, subur, datar (tidak lebih dari 15", berdrainase yang baik, dengan
lapisan solum yang dalam.
2.2 Panen dan Pasca Panen
2.2.1 Panen
Panen
adalah pemotongan tandan buah dari pohon yang meliputi kegiatan pemotongan
tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah dan pengangkutan
hasil ke TPH.Panen merupakan salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan
tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanam (bibit) dan pemeliharaan
tanaman, panen juga merupakan faktor penting dalam pencapain
produktivitas.
2.2.2 Pasca Panen
Pasca
panen adalah proses pengolahan hasil produksi yang berupa tandan buah sawit
dari perkebunan hingga menghsilkan bahan baku mentah(minyak mentah) untuk
sebuah produk.
BAB III
METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek magang ini dilaksanakan mulai
dari tanggal 1 februari – 5 maret 2016, yang bertempat di PT.Alno Agro Utama
Region Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
- Alat yang di gunakan dalam
praktek magang di PT.Alno Agro Utama adalah sebagai berikut :
1.sepatu bot : alat
pelindung kaki saat praktek ke lapangan
2.topi/helm
panen : pelindung kepala dari panas dan resiko kejatuhan buah
3.egrek : alat pemanen
buah sawit
4.kapak/parang : alat
pemotong tangkai buah sawit yang panjang
5.tojok/gancu : alat
pengutip buah dari batang ke tph
6.karung : tempat
pengutipan brondolan
7.helm safety : apd saat
praktek ke pabrik
8.kamera : dokumentasi
kegiatan
9.alat tulis : alat
mencatat sementara hasil praktek
- Bahan yang di gunakan adalah Tanaman
dan tandan buah sawit.
3.3 Metode Praktek
Metode yang digunakan dalam praktek
magang ini adalah praktek langsung. Data yang diperoleh meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer ialah data yang diperoleh langsung dari tanya
jawab dengan pembimbing lapangan, para karyawan, serta mengikuti aktivitas dan
melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan panen dan pasca panen kelapa
sawit. Sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh dari buku-buku,
artikel, internet serta sub copy data dari perusahaan yang mendukung
kelengkapan dan kejelasan mengenai data yang diperoleh tersebut.
3.4 Prosedur Kerja
1.master
pagi antara assisten dengan mandor
2.master
pagi antara mandor dengan pekerja/pemanen
3.mandor
kembali ke kantor divisi untuk merekap data harian
4.pekerja
usai master pagi, langsung menuju lokasi panen yang telah di tentukan oleh
mandor
5.seusai
ke kantor divisi, mandor turun kelapangan untuk memonitoring kegian pekerja
selama jam kerja yang berlaku sampai dengan selesai.
3.4.1 Master Pagi Antara Assisten Dengan Mandor
Yaitu assiten sebagai pimpinan master
pagi menanyakan kelengkapan anggota, lokasi terakhir panen, kendala lapangan
dan memastikan loakasi yang telah di panen harus benar-benar beres di panenkan.
3.4.2 Master Pagi Antara Mandor Dengan Pekerja
Yaitu mandor yang memegang kendali
master melakukan absensi anggota, menanyakan kendala lapangan dan membagi
lokasi yang akan di panen kepada pekerja-pekerjanya.
3.4.3 Setelah Master Pagi, Mandor Kembali ke Kantor Divis
Mandor kembali ke kantor divisi untuk
menginput data harian guna menjadi rekapan data kantor atas hasil harian yang
di dapat.
3.4.4 Pekerja Langsung Menuju Lokasi Yang Akan di Panen
Setelah master pagi, para pekerja/pemanen langsung menuju
lokasi panen yang telah di tentukan oleh mandor sampai dengan selesai jam kerja
3.4.5 Mandor Turun ke
Lapangan
Sebagai pengawas langsung kegiatan pemanen dalam melakukan
pemanenan, mador tentunya harus mengawasi langsung kegiatan tersebut. Guna
untuk memastikan pekerja benar-benar bekerja dan hasil yang optimum. Selain
itu, untuk mencegah adanya pekerja-pekerja yang nakal.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 KEADAAN UMUM
4.1.1 Profil dan Histori Perusahaan
PT. Alno Agro Utama terletak pada empat areal Hak Guna Usaha (HGU)
dan satu Izin Lokasi PT Alno Agro Utama (PT AAU), di bawah induk perusahaan PT
Anglo Eastern Plantation Management Indonesia (AEP Group),dengan jenis
badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang mempunyai luas keseluruhan 14.202,03 hektar dan wilayah
di sekitarnya.
4.1.2 Topografi
Berdasarkan kondisi topografinya, areal
Izin HGU dan Izin Lokasi PT AAU berada di dataran rendah dengan dominasi kelas
ketinggian 100-150 m dpl untuk PT AAU wilayah Alno 1 (Kahuripan, Pangeran dan
Sapta Buana Estate). Sementara itu, kelas ketinggian yang dominan di PT AAU
wilayah Alno II, IV dan V (Air Ikan Estate) dan wilayah Alno III (Sumindo
Estate) adalah 150-250 m dpl. Namun demikian, walaupun terletak di dataran
rendah, morfologi lahan di wilayah ini berombak-bergelombang sampai berbukit
dengan dominasi tingkat kelerengan 15-40%. Di beberapa tempat bahkan dijumpai
area-area yang memiliki tingkat kelerengan >40%, terutama di Air Ikan Estate
dan Sumindo Estate.
q VISI&MISI
3M ;
-Managing
Plantation
-Managing
Infrastructure
-Managing
People
+ Good
Corporate Citizen
4.2 PANEN
Panen adalah pemotongan
tandan buah dari pohon sampai dengan pengangkutan ke pabrik yang meliputi
kegiatan pemotongan tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan
pelepah, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik (PKS).Panen merupakan salah satu
kegiatan penting dalam pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan.
Selain bahan tanam (bibit) dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan
faktor penting dalam pencapaian produktivitas.
4.2.1 Standar Kematangan Panen
Standar kematangan berikut ini berdasarkan
jumlah brodolan yang ada di permukaan tanah. Sangat penting untuk
mempertahankan panen pada interval yang pendek pada tanaman yang baru
menghasilkan atau tanaman muda, karena buah akan membrondol lebih dari 10%
dalam waktu 5-7 hari, interval panen yang lama mengakibatkan banyaknya buah
busuk dan jumlah brondolan yang banyak.Pelaksanaan panen yang tepat pada
standar kematangan yang tepat dapat mencegah pemanenan buah mentah dan
mengurangi pengumpulan brondolan.Interval panen tidak boleh lebih dari 10 hari
pada 3 (tiga) tahun pertama setelah menghasilkan dan tidak boleh melebihi 14
hari pada tanaman yang lebih tua, pada musim buah rendah lakukan pemeriksaan
ekstra agar pemanen tidak memanen buah mentah untuk memenuhi standar
borongnya.Untuk tanaman diantara panen tahun pertama sampai ke tiga, paling
sedikit 5 brondolan per janjang dengan interval kurang dari 10 hari.Untuk
tanaman yang lebih tua , standar kematangan maksimum adalah 3 – 5 brondolan per
janjang sebelum panen dengan interval kurang dari 10 hari.Jika interval panen,
tidak dapat dihindari lebih dari 14 hari.
- Ciri
tandan matang :
- Warna buah orange kemerahan
- Sudah ada buah yang lepas
(memberondol)
- Kriteria fraksi (tabel)
- Kriteria jumlah brodolan :
-Areal
datar : 2 brondolan/kg berat tandan
-Areal
miring : 1 brodolan/kg berat tandan
- Tingkat kematangan yang baik
adalah pada fraksi 2 dan 3 (brondolan 1 dan 2 per kg berat tandan).
Brondolan maksimum 12,5 %
- Komposisi panen yang
dikatagorikan baik adalah :
Fraksi 2+3+4 =
80 % Fraksi 5 =
5% Fraksi
1 = 15%
Berdasarkan tinggi tanaman ada 2 cara panen yang umum di lakukan oleh
perkebunan kelapa sawit. Untuk tanaman yang berumur kurang dari 7
thn cara panen menggunakan alat dodos dengan lebar 10-27,5 cm menggunakan
gagang pipa besi/tongkat kayu. Sedangkan tanaman yang berumur 7 thn/ lbh pemanenen
menggunakan egrek yg disambung dengan pipa almunium/batang
bambu.
4.2.2 Tujuan Panen Kelapa Sawit
1.
Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang
optimum, yaitu pada saat tandan buah segar (TBS) mengandung minyak dan kernel
tertinggi.
2.
Memanen hanya buah yang matang dan mengutip brondolan.
3.
Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah
panen. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam
minyak sawit mentah
4.2.3 Norma Panen Kelapa Sawit
1.
Pada saat kelapa sawit berumur 3 tahun : 0.6 ton/hk
2.
Pada saat kelapa sawit berumur 4 tahun : 0.8 ton/hk
3.
Pada saat kelapa sawit berumur 5 tahun : 1.2 ton/hk
4.
Pada saat kelapa sawit berumur diatas 5 tahun : 1.5
ton/hk
4.2.4 Sistem Panen
Standar panen yg digunakan adalah ;
Standar panen yg digunakan adalah ;
1.
Tandan buah matang harus mempuyai
sedikitnya 1 brondolan di piringan sebagai tanda buah tersebut siap di panen
2.
Pelepah yang ditunas dipotong dan
disusun rapi pada gawangan mati
3.
Rotasi panen di pertahankan pada
interval 7-10 hari
4.
TBS dan brondolan disusun rapi di TPH
(tempat pemungutan hasil) untuk pengangkutan ke pabrik
5.
Tangkai buah dipotong dan seluruh
kotoran tandan (tbs) di bersihkan sebelum pengangkutan
6.
Tingkat ekstraksi minyak >22% dan
kandungan ABL <2%
4.2.5 Persiapan Pemanenan
4.2.5.1 Persiapan
·
Pelaksanaan panen buah perlu
memperhatikan : Kondisi areal, Penyediaan tenaga kerja pemotong buah ,
pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat alat kerja.
·
Seksi potong buah harus di susun
sedemikian rupa sehingga blok yang akan dipanen setiap hari akan terkonsentrasi
(tidak terpencar-pencar), selain itu juga harus dihindari adanya potongan
potongan ancak panen, agar satu seksi selesai pada satu hari.
Semua tenaga kerja panen harus sudah tiba di ancak
panen sedini dan sepagi mungkin, untuk meningkatkan produktifitas dan out put
tenaga kerja pemanen.
·
Pemanen harus menjaga peralatannya dalam
keadaan baik, dan tajam.
4.2.5.2 Pemanen
·
Pemanen mencari buah yang masak, dan
melihat buah yang brondol di tanah.
·
Jika pengambilan buah tidak dapat
dilakukan tanpa memotong pelepah yang dibawahnya, maka pelepah ini harus
dipotong terlebih dahulu dan dirumpuk di gawangan.
·
Potong buahnya, potong tangkai buah
sependek mungkin.
·
Tunas yang dibuang harus seminimal
mungkin dan seperlunya jika mungkin dengan mengikuti aturan dengan ketentuan
meninggalkan 2 (dua) pelepah dibawah buah.
·
Pelepah yang ditunas harus disebar di
gawangan, perhatikan untuk tidak menutup pasar pikul, piringan dan parit
·
Tidak ada buah masak yang tertinggal
karena ini akan terlalu masak pada rotasi berikutnya.
·
Ketika memotong pelepah pemanen harus
memotong rapat pada batang.
·
Jangan memanen buah mentah karena akan
mengakibatkan kehilangan minyak dan kernel.
·
Semua brondolan harus dikutip, termasuk
yang masuk ke ketiak pelepah sawit.
·
Usahakan jangan terlalu banyak memindahkan
buah hasil pemanenan karena akan mengakibatkan kenaikan FFA.
·
Gagang tangkai buah harus pendek, karena
gagang panjang akan mengganggu pengangkutan dan menyerap banyak minyak pada
fase proses awal pengolahan.
·
Keluarkan brondolan dari buah buah busuk,
atau terlalu masak dan janjang kosongnya jangan di bawa ke pabrik.
·
Buah tidak tercampur pasir dan sampah
terutama sewaktu mengutip brondolan, karena ini menyebabkan kerusakan pada
mesin-mesin pabrik.
·
Usahakan mencegah keterlambatan
pengiriman buah ke pabrik.
·
Buah diletakkan dengan bagian gagang
dibawah, disusun 5 atau 10 baris, untuk memudahkan penghitungan dan pemeriksaan
kematangan buah.
·
Jika rotasi panen dapat dipertahankan akan mengurangi
pengutipan brondolan.
4.2.5.3 Kebutuhan Pemanen dan Pembrondol
Pada dasarnya jumlah pemanen dan
pembrondol diperhitungkan 1 : 1, pada periode produksi rendah (low crop) jumlah
pembrondol bisa lebih sedikit dari jumlah pemanen. Pemanen dan pembrondol agar
diupayakan sebagai karyawan (SKU). Kebutuhan pemanen dihitung :
Total produksi setahun – brondolan
---------------------------------------------------------------
Rata-rata output pemanen x hari efektif setahun
Untuk
perencanaan jumlah pemanen pada areal baru yang belum diketahui produktivitas
pemanen secara rata-rata, maka dasar perkiraan kebutuhan pemanen dihitung : Areal
datar yang di panen dengan dodos – 0,04 hk/ha.Areal gambut/ bukit yang dipanen
dengan dodos – 0,06 hk/ha.
4.2.6 Tata Laksana Panen
4.2.6.1 Angka Kerapatan Panen
Manfaatnya : untuk mengatur
kebutuhan tenaga pemanen yang menyediakan sarana transport.Pohon contoh:
sebanyak 100 pohon per blok (16-25 ha). Diambil dari baris no .5,15,35,45 masing-masing
sebanyak 20 pohon.Hitung tandan yang sudah bisa dipanen keesokan harinya,
misalnya 24 tandan. Kerapatan panen (KP)= 24/100 = 0,24 atau 1 : 4 artinya dari
setiap 4 pohon akan dipanen 1 tandan matang. Bila berat rata-rata 1 tandan = 12
kg. Maka prakiraan panen : 0,24 x 2.240 x 12 kg = 6.451 kg.
Bila
kapasitas (PN = Prestasi Normal) 1 orang tenaga panen = 800 kg diperlukan 8
orang pemanen. Truk/kendaraan sesuaikan dengan produksi tersebut.
4.2.6.2 Rotasi
Panen
Rotasi adalah: waktu yg di perlukan
antara panen terahir dengan panen berikutnya pada tempat yg sama. Perkebunan
kelapa sawit pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari artinya satu areal
harus dimasuki oleh pemanen tiap 7 hari
Rotari panen di anggap baik bila buah tidak terlalu matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7 artinya dalam satu minggu terdapat 5 hari 2 hari untuk sisa pemeliharaan alat panen dan masing-masing ancak panen diulang 7 hari berikutnya
Rotari panen di anggap baik bila buah tidak terlalu matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7 artinya dalam satu minggu terdapat 5 hari 2 hari untuk sisa pemeliharaan alat panen dan masing-masing ancak panen diulang 7 hari berikutnya
- Rotasi panen di afdelling/kebun
diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik yakni sebagai berikut :
ü
6/7 : 6 hari memanen dengan rotasi
7 hari (Senin – Sabtu) (biasanya hanya pada waktu musim panen puncak).
ü
5/7 : 5 hari memanen dengan rotasi
7 hari (Senin – Jumat).
4.2.6.3 Kapveld
Kapveld yaitu luas areal panen harian,
sebagai Contoh :
(Untuk Senin-Kamis @ 170 ha atau 11 blok/hari sedangkan pada hari jumat panen hari pendek hanya 6 blok).
(Untuk Senin-Kamis @ 170 ha atau 11 blok/hari sedangkan pada hari jumat panen hari pendek hanya 6 blok).
4.2.6.4 Sistem panen
Untuk memudahkan pelaksanaan panen dan memastikan
produktifitas panen yang tinggi mandor menentukan sistem ancak/petak. Satu
ancak terdiri dari 2-4 baris tanaman yangg berdekatan tergantung pada
kerapatan buah masak .
Area panen harus di bagi menjadi 5-/6 bagian
tergantung dari berapa hari kerja. sistem pengancakan terdiri dari
3 sistem yaitu:
ancak
giring murni
ancak
giring
tetap
ancak
tetap
4.2.6.4.1 Sistem ancak giring
Pada sistem ancak giring setiap
pemanen melaksanakan panen pada ancak panen yang ditetapkan setiap hari
panen oleh mandor panen bagian areal panen selalu berubah di sesuaikan dengan
kerapatan panen dan kehadiran tenaga kerja pemanen. Pada sistem ini apabla
suatu ancak telah selesai dipanen pemanen pindah ke ancak berikutnya ancak
berikutnya bersafat tetap dan bersifat tidak tetap sehingga dikenal dengan
sistem ancak giring murni (tdk tetap) dan sistem giring tetap. Pada sistem ini
pemanen secara bersama-sama memanen di I blok. Setelah selesai pindah ke blok
lain. Satu orang pemanen memanen tiap 2 baris (1 gawangan ). Kemudian berpindah
kebaris yang belum dipanen, dan seterusnya sampai selesai 1 blok dan pindah ke
blok lain.Sistem ancak giring murni cocok untuk areal tanaman (tanaman muda)
jumlah pemanen yang cukup banyak per mandor memudahkan transportasi buah dan kemungkinan
ancak tertinggal kecil. Kelemahan dari sistem ancak giring murni adalah kurang
tanggung jawabnya pemanen terhadap kondisi ancak karena ancaknya selalu
berubah dari waktu ke waktu sulit ditelusuri pemanen.
manan yang melakukan kesalahan,
produkifitas pemanen rendah karena kehilangan waktu akibat pindah dari ancak 1
ke ancak lainnya.
4.2.6.4.2 sistem ancak giring tetap
Pada sistem ini pemanen pindah dari
ancak 1 ke ancak lainnya dengan ancak yang tetap.
- Cara berpindahnya :
ü
Ancak giring orang tetap : pemanen pertama mengambil gawangan pertama pada perpindahan berikutnya.
ü
Ancak giring orang tidak
tetap : gawangan pertama pada perpindahan berikutnya
dikerjakan oleh siapa saja/pemanen yang terlebih dahulu selesai.
-Keuntungan sistem ancak giring : buah
dapat segera diangkut ke pabrik dan kontrol oleh mandor lebih mudah.
Secara skematis, sistem panen ancak giring dapat terlihat.
Secara skematis, sistem panen ancak giring dapat terlihat.
4.2.6.4.3 Sistem ancak panen tetap
Pada sistem ini pemanen melaksanakan panen pada areal yang sama dikerjakan secara rutin bertanggung jawab menyelesaikan ancak sesuai dengan tanggung jawab yang telah ditentukan setiap hari tanpa ada yang tertinggal apabila pemanen tidak bekerja maka mandor harus mencari pekerja pengganti, sistem ini cocok di terapkan pada areal yg tofografi terbuka /curam dan dengan tanam yang berbeda. Pada sistem ini pemanen di beri ancak dengan luasan tertentu dan tidak berpindah-pindah hal tsbt membantu di perolehnya TBS dengan kematangan yang optimal, rendeman minyak yang di hasilkan tinggi namun kelemahan sistem ini buah lebih lambat keluar sehingga lambat pula sampai ke pabrik. Sebagai contoh Blok A = 16 ha, ada 50 baris dipanen oleh 5 orang. Orang ke I memanen baris 1-10, orang ke II baris ke 11-20 dan seterusnya.
4.2.6.5 Organisasi Panen
Dasar Luasan = Luas areal
yang dipanen/kemampuan pemanen.
Pelaksan Ketentuan panen : pemanen diawasi oleh seorang mandor. Tiap mandor
panen mengawasi 15-50 pemanen (luasan 50-60).
4.2.6.5.1 Kebutuhan tenaga kerja]
Pada
dasarnya jumlah pemanen dan pembrondol yang di perlukan 1:1 pada daerah
tertentu pembrondol lebih sedikit. Pemanen dan pembromdol ini hendaknya
di perlukan sebagai pegawai tetap perusahaan karena bila di perlukan sebagai
buruh tetap harian maka mandor akan sulit mendapatkan pemanen yang terampil dalam
jumlah yang sesuai untuk pemanen suatu luasan areal tertentu, sehingga tandan
yang tidak dapat terpanen pada waktu yang tepat akn menurun kualitasnya. Dalam
menentukan kebutuhan tenaga kerja pemanen dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain : topografi, jenis alat angkut yg di gunakan, umur pekerja, norma
kerja, sistem panen dan faktor lainnya.
4.2.6.5.2 Peralatan panen
Untuk peralatan panen kelapa sawit menggunakan alat sbb :
a. Berumur < 7thn
· Dodos dg lebar 10-12,5 cm
· Kantong/ piring untuk pengutipan brondolan
· Kapak kecil atau parang untuk memotong tangkai TBS dan batu asah
· Kereta dorong (lori)/ alat pikul/angkong
· Jaring panen
b. Berumur > 7 thn
· Egrek
· Kapak kecil dan batu asah
· Kereta dorong (lori)/ alat pikul
· Jaring panen
· Egrek
· Kapak kecil dan batu asah
· Kereta dorong (lori)/ alat pikul
· Jaring panen
4.2.7 Cara Panen
Pelepah yang
menyangga (songgo) buah matang dipotong
Tandan matang
dipotong tangkainya
Brondolan yang ada
diketiak pelepah diambil/dikorek
Tandan
dibawa ke jalan pikul, brondolan di piringan dikumpulkan
Pelepah
disusun digawangan mati dan dipotong menjadi 3 bagian.
Setelah selesai
pindah ke pohon berikutnya.
4.2.8 Pengumpulan ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)
Buah
diangkut dengan goni/pikulan atau kereta sorong ke TPH setelah selesai memanen
2 jam
TPH 1:6, 1 TPH
tiap 6 gawangan
Tangkai
tandan dipotong mepet atau berbentuk huruf V (cangkem/mulut kodok)
Tandan
disusun tiap 10 tandan (tandan kecil) atau 5 (bila tandan besar)
Nomor pemanen
ditulis pada tangkai tandan.
4.2.9 Prestasi Panen
·
Kapasitas Panen/Basis Tugas/Prestasi
Normal : Jumlah kg tandan yang harus diselesaikan dalam 1 hari kerja oleh
tiap-tiap pemanen
·
Basis Borong/Basis Premi : Jumlah kg TBS
dalam basis tugas yang tidak dapat preminya/hanya upah standar
·
Besarnya kapasitas panen dan basis
borong ditentukan oleh umur tanaman, keadaan buah (kerapatan panen), topografi
areal, semakin sulit pelaksanaan panen basis borongnya diturunkan
· Contoh basis borong (BB)
Keterangan : pada umur 3-4 tahun dengan produksi 8 ton TBS/ha/thn dan berat
rata-rata tandan 4 kg per pemanen harus memanen 250/4 = 62 tandan tiap hari
untuk mencapai nilai minimum/basis borong.
- Norma
panen menurut ian rankie dan thomas fair hurst
Umur tanaman
|
Norma (ton tbs/hk)
|
Norma (ton tbs/hk)
|
|
Buruk
|
Baik
|
Sangat Baik
|
|
3 thn
|
0,4
|
0,6
|
0,7
|
4 thn
|
0,7
|
0,7
|
0,9
|
5 thn
|
0,9
|
0,9
|
1,4
|
>5thn
|
1,4
|
1,4
|
2,0
|
- Untuk
hasil panen yang lebih dari 62 tandan maka terhadap kelebihannya diberikan
premi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar