Minggu, 17 April 2016

Pasca Panen

4.3 PASCA PANEN

4.3.1 RECEPTION
1. WEIGHT BRIDGE/TIMBANGAN
2. LOADING RAMP
3. CAGE DAN BOGIES
4. CAGE TRANSFER CARRIAGE A
5. CAPSTAND

4.3.1.1 WEIGHT BRIDGE/TIMBANGAN
  • Fungsi Weight bridge :
1.MEMBERIKAN INFORMASI/DATA YANG DIPERLUKAN UNTUK SEMUA FUNGSI-     FUNGSI ORGANISASI
2.ALAT UKUR BERAT UNTUK      MENGETAHUI JUMLAH BERAT TBS YANG MASUK, DISPATCH CPO-KERNEL, PENJUALAN CANGKANG DAN LAIN SEBAGAINYA.
  • Spesifikasi weightbridge :
Ø Jumlah 2 unit
Ø Kapasitas Weightbridge 45 Ton
Ø Merk : Avery L 225 (monitor digital)

4.3.1.2 LOADING RAMP
  • Fungsi :
 1.TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA TBS
2.TEMPAT SORTASI TBS UNTUK MENGETAHUI MUTU/KUALITAS
ALAT BANTU MEMINDAHKAN TBS KE DALAM LORI-LORI
  • Ada 2 unit loading ramp yaitu :
Loading Ramp no. 1 dan 2 masing-masing memiliki 12 pintu.
Sistem kerjanya dengan sistem hidraulik

Kapasitas ±30 Ton TBS
4.3.1.3       CAGE DAN BOOGIES
  • Fungsi :
            - Alat atau wadah untuk menampung TBS yang kemudian akan dimasukkan kedalam Sterilizer.
        -Kapasitas lorry 10 Ton TBS
4.3.1.4 CAGE TRANSFER CARRIAGE A
  • Fungsi :
                  -Memindahkan Lorri kosong/berisi TBS ke loading ramp dan ke jalur Sterilizer
            -Memindahkan Lorri yang berisi TBS masak ke jalur Tippler

4.3.1.5 CAPSTAND
  • Fungsi :
-Alat untuk menarik lorri kosong
-Alat untuk menarik lorri yg berisi TBS ke dalam dan keluar Sterilizer

4.3.2 STERILIZER
  • Cara Operasi ;
ü  Lakukan pengisian lori rebusan dengan penuh dan merata sesuai dengan kapasitas lori.
ü  Hindari pengisian lori yang terlalu penuh sampai membumbung yang dapat mengakibatkan :
.  1. Packing pintu tergesek buah dan buah dalam ruang rebusan.                                                                              
   2. Penyumbatan saringan pipa kondensat.
   3. Lori jatuh dalam ruang rebusan.
   4. Kerugian uap (steam) dan minyak pada air kondensate rebusan

4.3.2.1 TUJUAN STERILIZER
-Memudahkan pelepasan buah di threshing
-Melunakkan buah dan memudahkan pemisahan mesocarp dan nut di dalam proses digesting dan depericarping
-Menonaktifkan enzim lipase (pada suhu >45 OC)
     -Untuk menghindari kenaikan FFA.
-Memudahkan ekstraksi minyak
-Prakondisi biji agar tdk mudah pecah selama proses pengepresan.
4.3.2.2 PRINSIP KERJA STERILIZER
·    Sumber panas yang digunakan berasal dari exhaust steam dari Turbine
·       Dua fundamental proses,yaitu :
-Perpindahan panas : Convection (steam ke permukaan buah) dan Conduction (dari permukaan buah ke dalam buah hingga sampai ke kernel)
-Hydrolysis ---melepaskan brondolan dari tandan.

4.3.3 THRESHING STATION
1. TIPPLER      
2. BUNCH FEEDER CONVEYOR
3. THRESHING DRUM          
4. BOTTOM THRESHER CONVEYOR
5. FRUIT ELEVATOR
6. EMPTY BUNCH CONVEYOR
7. EMPTY BUNCH PRESS

4.3.3.1 TIPPLER
  • .Fungsi :
            Alat yang berfungsi untuk menuang FFB yang sudah masak dalam lorry yang kemudian akan diangkut ke Thresher drum untuk dilakukan pemisahan antara fuit dengan janjangan.
4.3.3.2 BUNCH FEEDER CONVEYOR
  • Fungsi :
            Alat untuk mengangkut TBM yang dituang tippler  menuju Thresher  drum untuk proses selanjutnya.
4.3.3.3 THRESHING DRUM
  • Fungsi :
            Alat untuk memisahkan fruit (berondolan) dengan janjangan.
  • Bagian – bagian utama Thresher :
1. Body
Body terdiri dari plate dan dilengkapi pintu-pintu berengsel. Guna pintu yaitu mengarahkan fruit jatuh ke conveyor, memudahkan pengecekan drum, mempermudah pembersihan
2. Thresher Drum
     Alat ini berfungsi untuk pemisahan atau pemipilan berondolan dari janjangan.
     Pada  alat ini terpasang plat pelempar yang berfungsi untuk mengangkat ffb, sehingga terjadi bantingan. Dan juga kisi-kisi sehingga berondolan dengan mudah jatuh ke bottom conveyor.
4.3.3.4 BOTTOM  THRESHER  CONVEYOR
  • Fungsi :
            Alat untuk mengangkut fruit/berondolan  menuju fruit elevator  yang telah dipisah/dipipil oleh thresher drum.

4.3.3.5 FRUIT ELEVATOR
  • Fungsi :
            Alat untuk mengangkut fruit menuju press station dengan menggunakan bucket yang tersusun dalam conveyor chain
.
4.3.3.6 EMPTY BUNCH CONVEYOR
  • Fungsi :
 Alat untuk mengangkut janjangan kosong yang berasal dari pemisahan di thresher drum menuju bunch press dan kemudian diangkut ke EFB hopper untuk selanjutnya dibawa ke lapangan.

4.3.3.7 EMPTY BUNCH PRESS
  • Fungsi :
   Alat untuk pengepresan janjangan yang masih mengandung minyak sehingga dapat meminimalkan oil losses yang ada pada janjangan kosong.
ü     Faktor keberhasilan pelepasan fruit dari janjangan didukung dengan adanya  :
Ø  Kualitas TBS masuk ke pabrik
Ø  Cara perebusan pada sterilizer
Ø  Pergerakan / penuangan pada tippler dengan cara teratur.

4.3.4 PRESS STATION
1. TOP DISTRIBUTION DIGESTER CONVEYOR
2. DIGESTER
3. SCREW PRESS
4. SANDTRAPPED TANK
5. CBC (Cake Braker Conveyor)

4.3.4.1 TOP DISTRIBUTION DIGESTER CONVEYOR
  • Fungsi :
Ø  MELUMATKAN DAGING BUAH (FRUIT)
Ø  MEMPERMUDAH PENGEPRESSAN
Ø  MEMPERMUDAH PEMISAHAN MINYAK KASAR (CRUDE OIL) DARI SERABUT (FIBRE) DAN BIJI (NUT) 

q       Digester ini terdiri dari :
            1.Pisau pencacah, yang berfungsi sebagai pencacah fruit atau berondolan yang bertujuan melumatkan fruit atau berondolan
            2.Pisau lempar, yang berfungsi untuk melemparkan hasil cacahan menuju screw press.
q  Putaran pisau digester digerakkan oleh elektromotor listrik dengan putaran ± 38 rpm. Bagian bawah digester dilengkapi dengan strainer bottom yang berfungsi menyaring minyak yang keluar selama proses.
q  Digester juga dilengkapi dengan 2 aliran steam yang berguna untuk:
            1. Memanaskan fruit atau berondolan. Suhu disini diatur      sekitar  90º -   100º C
            2.  Memanasi saringan bottom agar tidak tersumbat.
4.3.4.2 SCREW PRESS
  • Fungsi :
       Alat untuk mengekstraksi cruide oil dari fruit yang telah dilakukan pelumatan didalam digester dengan tekanan hidraulik 40-60 bar.
q Bagian – bagian utama Screw Press ini terdiri dari :
1.Double Screw, alat ini terbuat dari bahan baja tuang dengan ukuran yang berbeda sesuai dengan kapasitas olah.
2. Press Cage, alat ini terbuat dari plat baja yang diperkuat   dengan tulangan plat. Alat ini berupa saringan yang berfungsi sebagai penyaring minyak ( crude oil ) dengan fibre dan nut sehingga serabut nut tidak terikut dengan crude oil.
3.Chasing atau Body, alat ini berbentuk kotak dengan dilengkapi pintu sebelah kanan, kiri dan atas.
4. Elektromotor dan Gearbox, berfungsi sebagai penggerak untuk memutar screw
5.Hidraulik, berfungsi untuk memberikan tekanan sehingga dapat menghasilkan minyak (crude oil).
q Cara kerja mesin Screw Press yaitu :
                        Motor listrik sebagai sumber penggerak yang berfungsi menggerakkan double screw press. Motor listrik ini memutar pully melalui poros motor dengan daya 30 kw dan putaran 1475            rpm. Pulley ini menggerakkan belting yang berhubungan dengan      pulley poros utama screw press dengan dilengkapi gearbox. Poros utama screw press ini dilengkapi dengan roda gigi. Sehingga putaran poros screw atau (as screw) berlawanan arah dengan putaran ratio menjadi 10-12 rpm.
                        Pada akhir screw, terdapat 2 buah yang berbentuk konus yang digerakkan dengan bantuan hidraulik dengan gerakan maju-mundur sesuai tekanan yang diinginkan yaitu 40-60 bar yang bertujuan mendapatkan hasil pengepresan yang baik.Dari hasil pengepresan, crude oil dialirkan ke oil gutter dan dicampur dengan air dilution. Sedangkan fibre dengan nut ke CBC.             
q    Tekanan Kerja mesin Screw Press yaitu :
            Tekanan kerja untuk sitem pengepresan harus bertahap. Tahap         pertama 30-35 bar, dan tekanan selanjutnya 40-60 bar. Cara ini           bertujuan untuk menstabilkan tekanan pada presan, diantaranya yaitu :
                        1. memperkecil kehilangan minyak dalam ampas.
                        2. menurunkan jumlah biji pecah.
                        3. memperkecil umur peralatan.

4.3.4.3 SAND TRAPPED TANK
  • Fungsi :
  • Tempat atau tangki untuk pengendapan pasir dari minyak (Crude Oil)
    4.3.4.4 Cake Breaker Conveyor (CBC)
                Ampas yang masih bercampur biji dan berbentuk gumpalan-gupalan dipecah dan dibawa oleh alat pemecah kempa ini kepada alat selanjutnya untuk dipisah antara ampas dan biji. Alat ini terdiri dari screw yang berputar dengan kecepatan 52 rpm. Pada screw ini dibuat berupa pedal yang berfungsi untuk memecah gumpalan-gumpalan dan mempermudah penguapan air.
                CBC berfungsi untuk mengurai gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper.

    4.3.5 KLARIFIKASI  STATION
                Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air, pasir dan lain-lain. Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standart, maka perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolahan untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi : Vibrating Screen, Dilucted Crude Oil Tank, Continous Settling Tank (CST), Clean Oil Tank, Vacuum Dryer, Sludge Tank, Buffer Tank, Sand Cyclone, Brush Strainer, Sludge Centrifuge, Fat Pit, dan  Storage Tank.

    4.3.5.1 VIBRATING SCREEN
                Saringan bergetar dipakai untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut minyak kasar dengan menggunakan dua tingkat mesh yaitu bagian atas mesh 20 dan bagian bawah mesh 40. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke chain fruit conveyor untuk diproses kembali. Cairan minyak ditampung dalam DCO tank.
    4.3.5.2 Dilucted Crude Oil Tank (DCO)       
                Tangki minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar setelah disaring di vibrating screen, untuk dipompakan ke dalam tangki minyak pisah (continous settling tank). Untuk menjaga agar suhu cairan tetap, diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan steam.
    4.3.5.3 Continous Settling Tank (CST)
                Pemisah pertama minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan didalam tangki pisah ini. Untuk mempermudah pemisahan suhu dipertahankan 95 C dengan sistem injeksi uap dan spiral dari bagian bawah tangki.
  • Jumlah continous tank yang digunakan ada sebanyak 2 unit yang masing-masing berkapasitas  90 ton.
  • Continous tank ini juga dilengkapi dengan stierer yang berfungsi untuk mengaduk minyak kasar yang ada didalam tangki dengan putaran 3 rpm sehingga minyak dengan mudah naik keatas permukaan yang selanjutnya akan dialirkan ke Clean oil tank (COT).

    4.3.5.4 Crude Oil Tank (COT)
                COT berfungsi untuk menampung minyak hasil kutipan dari continous settling tank. Tangki ini berbentuk silinder yang bagian bawahnya berbentuk kerucut. COT tank ini harus di drain secara rutin sehingga kotoran-kotoran yang masih tercampur didalam minyak tidak terikut dipompakan ke Storage tank (tangki produksi).
    4.3.5.5 VACUM DRYER
                Pengering minyak dipergunakan untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan hampa. Alat ini terdiri dari tabung hampa udara. Di sini minyak disemprot dengan menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah.
    • Hal ini akan mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan kemudian dipompakan ke storage tank.
    • Air yang terbentuk dalam kondensor langsung dibuang kedalam corong yang ada disamping vacuum dryer yang selanjutnya dibuang ke tempat penampungan air.

    4.3.5.6 STORAGE TANK
                Minyak dari vacuum dryer, kemudian dipompakan ke storage tank (tangki timbun), pada suhu simpan 45-55°C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu. Minyak yang dihasilkan dari daging buah  berupa minyak yang disebut Crude Palm Oil (CPO).
    4.3.5.7 SLUDGE TANK
                Tangki ini dipergunakan untuk menampung sludge dari hasil pemisahan di CST yang masih mengandung minyak antara 10 – 20 %. Alat ini berbentuk tabung silinder yang bagian bawahnya berbentuk kerucut. Jumlah sludge tank yang digunakan saat ini ada sebanyak 2 unit yang masing masing dapat menampung 25 ton sludge.
4.3.5.8 SAND CYCLONE
  • Sand cyclon berfungsi sebagai perangkap pasir yang masih tercampur dalam sludge sehingga memudahkan pemisahan didalam sludge centrifuge.
  • Sand cyclone harus secara rutin di drain sekitar setiap 4 jam sekali atau tergantung dengan banyaknya pasir yang masuk dari lapangan yang bertujuan untuk membuang pasir yang sudah mengendap dalam desk sander atau box penangkap pasir.
4.3.5.9 BRUSH STRAINER
u Alat ini berfungsi untuk memisahkan fiber yang tercampur dalam sludge sehingga tidak menyumbat pada nozzle centrifuge.
u Alat ini berupa tabung silinder yang didalamnya terdapat strainer atau saringan dan sikat yang bergerak berputar.
u Saat ini ada 4 unit brush strainer yang berfungsi dengan baik.

4.3.5.10 SLUDGE CENTRIFUGE
u Cairan sludge yang telah melalui brush strainer dimasukkan ke dalam centrifuge untuk memisahkan minyak yang masih tercampur.
u Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar melalui pipa outlet yang seterusnya akan dikirim ke DCO tank untuk diproses kembali sedangkan kotoran-kotoran dan air hasil pemisahan dibuang ke tanki penampungan sementara dan kemudian dipompakan ke kolam penampungan (oiling pit) dan seterusnya akan dialirkan ke cooling pond.

4.3.6 KERNEL STATION
  • Stasiun kernel adalah stasiun akhir untuk memperoleh inti sawit. Biji dan ampas diangkut ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut.
  • Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut/fibre dari nut, pemisahan inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan di stasiun ini , diantaranya : Polishing drum, Nut Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo.
4.3.6.1 POLISHING DRUM
Depricarper drum adalah alat untuk memisahkan ampas dan biji, serta membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri dari kolom pemisah (separating colum) dan drum pemolis (polishing drum).
            Polishing drum ini berputar dengan kecepatan 32 rpm. Akibat adanya putaran ini, terjadi gesekan antar nut yang menyebabkan serabut lepas dari biji.

4.3.6.2 NUT SILO
u Nut silo adalah tempat penampungan sementara yang selanjutnya biji akan dipecah didalam alat pemecah biji.
u Nut silo yang ada saat ini dapat menampung nut + 20 ton.

4.3.6.3 RIPPLE MILL
  • Alat ini dipakai untuk memecah biji yang ada pada nut silo. Pemecah ini terdiri dari rotor yang berputar antara 700 – 800 rpm didalam stator. Biji yang ada didalam nut silo masuk melalui cute dan didistribusikan dengan inverter conveyor agar nut dapat masuk kedalam ripple mill.
  • Ripple mill yang beroperasi ada sebanyak 4 unit yang masing-masing berfungsi dengan baik dan dengan kapasitas + 8 ton/jam .

4.3.6.4 CLAYBATH
            Alat ini digunakan untuk memisahkan cangkang dan inti. Sistem kerja alat ini adalah dengan menggunakan tanah lempung yang dicampur dengan air sebagai media pemisah. Bagian atas claybath dibuat berbentuk kerucut dan bagian bawah berbentuk tabung sebagai penampung cairan lempung.
            Sistem pemisahan dengan cara seperti ini digunakan dengan sistem sirkulasi. Pada bagian atas yang berbentuk kerucut terdapat dua pipa keluaran.Claybath berfungsi sebagai larutan pemisah antara kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis. Berat jenis Kernel basah  1,07 kg/m3 dan berat jenis cangkang  1,15 kg/m3 – 1,20 kg/m3, maka untuk memisah kernel dan cangkang tersebut dibuat larutan dengan berat jenis  1,12 kg/m3.
Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian yang berat akan tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel silo untuk disimpan dengan suhu tertentu.
4.3.6.5 KERNEL SILO/BULKING SILO
u Kernel silo digunakan untuk menampung inti yang telah masak dan siap untuk dijual, kernel silo berbentuk tabung dan kerucut.


BAB V
ANALISA
            Dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah penulis laksanakan di PT.Alno Agro Utama Region Bengkulu, alhamdulillah sudah terlaksana sesuai dengan ilmu yang penulis dapatkan selama proses belajar di bangku perkuliahan. Meskipun ada sebagian rencana program kerja yang tidak bisa terlaksana. Hal ini disebabkan karena sempitnya waktu, banyaknya kegiatan lain dan masih kurangnya kemampuan penulis untuk mengangkatkan rencana program kerja tersebut.
            Hasil yang tampak nyata dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah setelah menyelesaikan tugas selama kurang lebih satu bulan, penulis sudah memiliki ilmu yang baru tentang Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Berdasarkan pembelajaran yang didapatkan dari crew yang ada di PT.AAU, penulis ke depannya sudah bisa untuk mempraktekkannya dan memiliki kemampuan untuk menghadapi dunia kerja. Seperti, menjadi seorang Staff dalan dunia perusahaan swasta. Hal ini sudah lebih dipahami oleh penulis dibandingkan sebelum melaksanakan kegiatan praktek lapangan, karena ilmunya telah didapatkan, tinggal memantapkannya sedikit lagi.
            Selama proses pelaksanaan praktek lapangan, di sini penulis juga belajar cara bagaimana membangun kerjasama dengan baik dengan seluruh pimpinan dan karyawan. Karena untuk bekerja di bidang perkebunan, kekompakan antar sesama crew memang sangatlah penting. Semuanya akan berjalan dengan lancar, apabila kita dapat bersosialisasi dengan baik. Perubahan itupun dirasakan oleh penulis, saat mejalani proses magang. di mana semua crew ikut serta dalam pembuatannya. Baik itu manager, senior assiten, assiten, mandor, super visi, dan seluruh karyawan bulanan&harian. Semuanya saling membantu membentk team work demi terciptanya target/budget yang harus tercapai.
Namun, di balik itu semua juga ada beberapa rintangan yang harus penulis hadapi. Seperti, ada beberapa pimpinan dan karyawan PT.AAU yang menunjukkan sikap kurang baik kepada anggota magang. Sehingga membuat penulis merasa sedikit kecewa dengan sikap yang demikian. Akan tetapi, semuanya kembali lagi kepada diri kita masing-masing, bagaimana kita menyikapinya. Hal yang buruk tidak harus kita balas pula dengan hal yang buruk, tetapi sebaliknya, tetaplah melakukan hal yang baik.
            Penulis merasa bersyukur karena sudah bisa melaksanakan praktek lapangan di salah satu perusahaan swasta yang mengedepankan kesejahteraan, walaupun mungkin dengan waktu yang terbatas. Tetapi, ilmu yang didapatkan selama prakteklah yang menjadikan semuanya lebih berarti.
            Terakhir, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak pimpinan, staff dan karyawan PT.Alno Agro Utama Region Bengkulu yang telah menerima serta mengajarkan penulis dan teman-teman lainnya berbagai ilmu tentang budidaya kelapa sawit yang baik. Semoga PT.Alno Agro Utama Region Bengkulu dapat menjadi yang lebih baik lagi untuk ke depannya. Amiin.

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1.  Penulis telah berhasil mengetahui sebagian besar kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya,seperti cara panen, kebutuhan tenaga pemanen, kriteria buah yang bisa di panen, dll.
2.   Sesuai dengan kegiatan yang telah penulis dapat di prusahaan swasta tersebut, maka pada bagian dinamisasi kegiatan, penulis telah berhasil melakukan sebagian besar kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Dan perkembangan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan setidaknya memberi suatu pelajaran yang sangat berharga bagi penulis. Dan hal ini semoga akan bisa memicu semangat yang lebih tinggi lagi untuk ke depannya.
3.  Penulis melihat bahwa dalam kegiatan PKL juga terdapat beberapa masalah yang menghambat kelangsungan pelaksanaan praktek, tetapi semuanya dapat diatasi. Sehingga semuanya dapat berjalan dengan lancar kembali. Walaupun terkadang tidak jarang penulis merasa kecewa dengan hal-hal yang terjadi. Tetapi, penulis beranggapan bahwa dibalik semua itu akan ada hal yang lebih baik lagi.

6.2 Saran
            Berdasarkan apa yang telah penulis lalui selama satu bulan di PT.AAU, penulis mempunyai beberapa usulan yang disarankan bagi kebaikan segala pihak yang terkait dengan praktek lapangan ini, yakni:
1.  Pentingnya sebuah komunikasi yang berkesinambungan antara pihak PKL dengan pihak  yang menjadi sasaran latihan demi terjalinnya kerja sama yang baik.
2.  Mahasiswa harus mempersiapkan diri sebelum dan selama melaksanakan PKL, sehingga apa yang dipelajari waktu kuliah dapat diaplikasikan. Terkait hal ini seorang mahasiswa hendaknya menguasai satu bidang secara mendalam. Sehingga dalam dunia kerja, ia mempunyai satu kemampuan yang matang dan dikuasai, serta mampu bersaing dengan baik.
3. Untuk mahasiswa yang magang selanjutnya, sebelum melaksanakan kegiatan magang, kita perlu melakukan observasi tempat magang dan mengetahui bagaimana sistem aturan yang ada di tempat magang tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar